Kamis, 05 Maret 2020

UZLAH

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Uzlah adalah salah satu istilah dalam tasawuf, banyak sekali istilah-istilah yang bermunculan didalam di dunia tasawuf, karena mereka menjalani dan mengalami keadaan spiritual dengan jalan penyaksian atau syuhud. Sehingga sesuatu yang dirasakan di alam ruhani tidak ada kata-kata yang dapat mewakilinya untuk disampaikan, oleh sebab itu para syaikh sufi membuat terminologi agar dengan mudah dipahami oleh murid-muridnya.

Para syaikh sufi sepakat bahwa untuk merusak konsentrasi nafsu dan menghapus dampak nafsu yang berada didalam hati adalah dengan cara riyadhah, yaitu memotong perilaku yang menjadi kebiasaan dalam menjalani kehidupan setiap hari dengan jalan sedikit makan, sedikit tidur, sedikit bicara dan sedikit bergaul dengan orang. Nafsu itu ciptaan Allah, adalah sifat yang tumbuh dari tubuh ini, jadi semua orang punya nafsu, meskipun sudah hafal al Qur’an, hafal hadist dan sudah menjadi ustadz. Allah menciptakan nafsu itu agar manusia dapat menikmati hidup, merasakan kesenangan. Selama tubuh ini ada, maka nafsu itu akan tetap ada. Manusia sejak kecil hingga dewasa walaupun sudah menjadi kyai pun selama belum mempunyai sifat ruhani, maka semua amal ibadahnya dilakukan oleh sifat nafsu. Artinya apa yang dilakukan itu keluar dari pikiran, sehingga ibadahnya untuk dirinya sendiri bukan untuk Allah, ilmu dan amalnya menjadi hijab baginya.

Kebanyakan orang gemar membaca kitab karya para Aulia Allah dari sisi mistisnya saja, atau cerita yang aneh-aneh. Tidak menelaah atau memahami manhaj yang telah dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan tidak sedikit yang menghafal wirid dan cara pengobatan dari kitab primbon atau mujarobat tetapi mengaku ahli ruhani, lalu mengajarkannya kepada orang lain dengan dibumbui sedikit terminologi tasawuf. Ironis, denganya banyak orang percaya dan mengikutinya serta menyebut sang pengajar sebagai guru atau syaikh. Inilah inti persoalannya, orang yang tidak mempunyai ruhani mengajar ruhani, atau orang yang tidak mempunyai ma’rifat berbicara hakikat, sehingga pengikutnya tidak menerima waris ruhani dari gurunya, melainkan nafsu yang memimpin amal dan ibadahnya.

Dalam kasus sosial, bila orang melanggar hukum akan dijauhkan dari masyarakat atau mendekam dalam penjara. Hukum fiqih pun mengatur jika seseorang sudah keterlaluan atau melampaui batas maka akan dibuang ke tengah-tengah hutan, agar tidak membahayakan orang lain. Saat ini pun orang yang terjangkit virus flu corona akan dikarantina, artinya bahwa dari semua sektor kehidupan menjauhkan dari orang lain itu merupakan solusi. Atau contoh lain, misalnya pelukis, pemikir, penulis, seniman, arsitek, mereka banyak menghabiskan waktu untuk menjauhkan diri dari orang lain dan hidup hanya dengan pikirannya saja, guna membangun ide berpikir, untuk memperoleh inspirasi atau untuk mendapatkan solusi. Para penempuh jalan spiritual juga demikian, selalu merasa sendiri dengan pikiran namun berikut hatinya dan tidak harus meninggalkan tempat ramai, inilah yang disebut sebagai uzlah, namun jika dilakukan dengan menyendiri atau menjauh dari keramaian orang banyak disebut sebagai khalwat.

Jika nafsu sudah menjadi pemimpin dan berlangsung lama, maka hati akan terbungkus oleh noda hitam yang tebal, sehingga gelap dan membuat samar-samar ruhaninya dalam ‘melihat’ Tuhan. Ketika guru spiritual atau syaikh sufi menyuruh uzlah kepada muridnya, berarti sedang memberikan terapi atau solusi spiritual guna menghapus noda yang tebal tersebut. Tasawuf, tarekat, memang selalu menggunakan perkara yang makbul, yang tidak melanggar nilai-nilai sosial, nilai-nilai agama, nilai-nilai akal. Imam Ibnu Athoilah,qs, berkata bahwa tidak ada sesuatu yang berguna untuk hati seperti uzlah, karena uzlah membawa hati kepada luasnya pikiran, memikirkan yang paling hakiki yaitu Allah, selain Allah tidak hakiki, berpikir selain Allah adalah khayal atau ilusi. Jika melihat perilaku orang lain dengan pandangan bahwa itu adalah kehendak Allah, maka itu adalah hakiki, tetapi jika memandangnya dilakukan oleh orang itu saja, maka sesungguhnya khayal. Orang jika dihina oleh orang lain, spontan marah dan meledak-ledak, matanya memerah, mulutnya mengeluarkan surara yang keji, sulit memaafkan, maka dia sedang mengeluarkan marah kepada khayal kepada ilusi kepada bukan yang hakiki, karena hakikatnya Allah yang menghendaki. Mengapa orang rajin shalat rajin dzikir tetapi ghibah, adu domba, benci dan hubud dunya jalan terus? Artinya bahwa ibadahnya tidak membentuk ‘manusia’ di hati, tidak mepunyai akhlak dihatinya, sholat dan dzikir yang telah dilakukannya selama ini dengan nafsu.

Uzlah itu ada dua, dengan pikiran dan dengan hati, uzlah yang dianjurkan syaikh sufi adalah uzlah hati, apa manfaatnya uzlah, bukan untuk dirinya, bukan pula untuk orang yang menjadi teman dan sahabat atau muridnya saja, melainkan untuk semua orang. Perumpamaan uzlah bagi oran awam adalah sama dengan orang yang sedang dalam karantina di rumah sakit yang sedang dalam proses penyembuhan, kalau sudah sembuh maka akan bermanfaat untuk dirinya, temannya dan semua orang. Begitu pula hati, dengan jalan uzlah maka akan terhapus bekas noda nafsunya yang tebal, sambil juga mengekang bisikan nafsu yang baru. Oleh karenanya para syaikh sufi percaya bahwa Allah akan menjadikan sebuah energi bagi orang yang sedang melakukan riyadhah dan mujahadah, atau kepada orang yang berkesinambungan mewiridkan sedikit makan, sedikit tidur, sedikit bicara dan menjauhi bergaul dengan orang banyak. Maka ibadah yang dia lakukan itu, pahalanya akan Allah berikan kepada jiwanya, berupa cahaya atau sifat-sifat ruhani atau maqom ruhiyah. Orang yang tidak mujahadah dan riyadhah tidak dapat merasa bahwa nafsu adalah musuhnya, maka semua ibadahnya dilakukan dengan nafsu. Oleh karenanya didalam tasawuf, guru selalu mengatakan kalau dihina orang, diam saja, kalau beroleh musibah bersabar, kalau sholat harus khusyu, sehingga bagi ahli uzlah perihal diam, sabar, dan khusyu akan secara otomatis keluar dari ruhaninya, karena sudah merupakan sifat baginya.

Demikian semoga bermanfaat wallahualam bisawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.