Minggu, 15 November 2015

AR RAHMAAN

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Allah SWT berfirman : ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.’

Pengajian tentang Ar Rahman tidak akan pernah habis, seorang murid mengaji secara pribadi kepada Syaikh Waasi' Achmad Syaechudin (semoga Allah merahmatinya) pada hari minggu pagi tanggal 15 Nopember 2015 berkenaan dengan kaitan antara sifat Ar Rahmaan dengan persahabatan dan sifat Ar Rahmaan yang maujud didalam sembilan puluh sembilan asmaulhusna. Sesungguhnya murid yang sudah memasuki muroqobah ke empat akan merasakan kejelasan tentang sifat Ar Rahmaan sesuai kadar kesuciannya. Akan tetapi dihadapan guru pengetahuannya hangus terbakar habis tanpa sisa, sehingga guru dapat melukis dengan sempurna tanpa campur tangan pelukis lain. Penjelasan atau wejangan dari yang mulia Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) tidak semuanya dapat ditangkap dan dicerna, karena alam tempat berpijaknya berbeda. Sebagaimana malaikat dan manusia hidup pada alam yang berbeda pula, meskipun sama-sama makhluk ciptaan, yang satu hidup di alam malakut sedangkan yang kedua hidup di alam nasut. Manusia yang kesuciannya dan kepatuhannya setara dengan malaikat, maka meskipun jasadnya hidup di alam nasut, namun ruhnya berada di alam malakut. Oleh karena adanya perbedaan ini, maka makna-makna terdalam dari wejangan ini hilang ditelan alam semesta, kembali kepada Yang empunya Sifat Ar Rahmaan. Meskipun hanya setetes air pengetahuan yang bisa diminum, namun dengannya telah menghilangkan dahaga akan rahasia-rahasia ilmu pengetahuan tentang Ar Rahmaan.

Sewaktu sang murid mengiringi yang mulia Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berziarah ke Bukhara beberapa tahun yang lalu, dan setibanya di makam Hadrat Abdul Kholiq Al Gusjdawani,qs., terdengar dari pemimpin rombongan penzirah sedang mendawamkan surat Ar Rahmaan yang fadhilahnya dihadiahkan kepada ahli kubur. Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat di Indonesia yang pada umumnya mendawamkan surat Yasin. Sejak kejadian ini, banyak pertanyaan muncul kepada yang mulia Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkenaan dengan sifat Ar Rahmaan ini. Syaikhuna menjawab setiap pertanyaan dengan jawaban yang berbeda-beda pada setiap kesempatan, seiring dengan kenaikan derajat kesuciannya. Seyogyanya, hikmah atau rahasia atau makna terdalam dari sebuah asmaulhusna wajib ditanyakan kepada ahlinya. Sebagaimana Al Qur’an memerintahkan yang demikian itu, untuk bertanya kepada ahli dzikir. Berarti ada perbedaan antara yang mengetahui dan memahami secara teori dengan yang mengetahui dan memahami secara pengamalan.

Didalam Al Qur’an surat Ar Rahmaan (QS 055 : 1-2) menyatakan bahwa Ar Rahmaan yang mengajarkan Al Qur’an. Al Qur’an meliputi seluruh aspek kehidupan dari dunia hingga akhirat, terdiri dari 30 juz. Dari 30 juz ini inti maknanya terkumpul pada suratul Fatihah, dan inti makna suratul Fatihah terkumpul pada Basmallah, didalam Basmallah terdapat asma Ar Rahmaan setelah Ismudzat. Sehingga Ar Rahmaan adalah pemilik nikmat yang agung dan langgeng dari dunia hingga akhirat, inilah yang dimaksud dengan 'Yang Maha Pengasih' dari makna Ar Rahmaan. Sementara nikmat yang agung dan langgeng adalah bagi siapa saja yang menggunakan ilmu dan akalnya untuk mengamalkan iman dan islam. Oleh karena itu, Basmallah merupakan inti dari Al-Quran, sebab hanya dengan Basmallah dapat menjelaskan secara universal kehidupan di dunia hingga akhirat. Dengan Basmallah dapat dimengerti dan dirasakan bahwa Rahmat Allah itu mendahului murka-Nya, dengan Basmallah dapat dirasakan akan Kasih dan Sayang-Nya tidak terbatas. Ada sebuah riwayat, Rasulullah,saw., sedang melewati sebuah suku dan bertanya, 'Suku apakah ini?' Mereka menjawab, 'Kami orang-orang Muslim.' Seorang wanita sedang menunggui tungku. Dia bersama putranya. Ketika nyala api dari tungku bergerak meninggi, dia menarik mundur putranya. Lalu dia mendatangi Nabi,saw., dan bertanya : 'Apakah engkau Rasulullah?' 'Ya' Jawab nabi,saw. Si Ibu berkata : 'Aku menanyakan padamu demi ayah dan ibuku. Tidakkah Tuhan yang Maha Pengasih diantara yang pengasih?' Nabi,saw., menjawab 'Sesungguhnya, begitulah Dia.' Si Ibu berkata : 'Tidakkah Tuhan lebih pengasih kepada para hamba-Nya daripada seorang ibu kepada anaknya?' Nabi,saw., menjawab : 'Sesungguhnya begitulah Dia.' Si Ibu berkata : 'Seorang ibu tidak akan melemparkan anaknya kedalam api.' Rasulullah,saw., memandang kebawah dan sedih. Lalu dia mengangkat kepalanya kepada wanita itu dan berkata : 'Di antara hamba-hamba-Nya, Tuhan hanya akan menyiksa orang yang menyeleweng dan menentang, orang yang memberontak melawan Tuhan dan menolak untuk mengatakan, Laa Ilaaha Illallaah.'

Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkata bahwa semua nama-nama yang indah atau sembilan puluh sembilan asmaulhusna terkumpul kepada asma Ar Rahmaan, meskipun banyak kitab tasawuf karya para syaikh sufi mengatakan terkumpul pada Ismudzat, Allah. Dasar penciptaan adalah disebabkan oleh sifat Maha Pengasih, meskipun ada asma Yang Maha Membalas, Yang Maha Menyiksa dan Maha Menghinakan, namun dibalik ini semua adalah bertujuan untuk kebaikan, sebagai manifestasi dari asma Ar Rahmaan. Ayat yang menyatakan bahwa ‘Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik),'(QS 017 : 10). Menempatkan asma Ar Rahmaan nyaris sejajar dengan Ismudzat, Allah. Oleh karenanya, asma Ar Rahmaan ini menyimpan rahasia-rahasia cahaya kasih sayang dan menjadi sangat penting dalam kehidupan seorang murid untuk memperoleh limpahan cahaya Kasih dan Sayang-Nya. Tanpanya jangan berharap adanya persahabatan yang hakiki. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkata : ‘Amalkan wirid Ya Rahmaan 100X pada waktu fajar. Insya Allah akan diperoleh kejelasan dan rasa yang benar tentang sifat Ar Rahmaan ini.’ Beliau juga mengatakan bahwa hakikat penciptaan didasari oleh Sifat Ar Rahmaan ini. Yang pertama dicipta adalah Nuur Muhammad atau Akal Universal atau dalam hadis yang lain dikatakan ‘Pena’, yang menulis untuk kali pertama kalimat Basmallah. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkata bahwa seluruh makhluk akan menerima Rahmatnya, baik yang bernyawa maupun tidak bernyawa, baik yang beriman maupun yang tidak. Makhluk yang berakal diberikan pilihan untuk mematuhi-Nya atau menentang-Nya. Oleh karenanya wirid Ar Rahmaan ini wajib dilakukan pada waktu fajar atau awal hari atau akan terbitnya matahari yang menerangi alam semesta ini, sebagaimana Ar Rahmaan yang yang mencakup segala sesuatu (QS 007:156), yang menerangi segala sesuatu dengan Kasih-Nya, dengan nikmat yang agung dan langgeng dari dunia hingga akhirat. Lalu nikmat apa yang agung dan langgeng dari dunia hingga akhirat? Jawabnya persahabatan karena Allah SWT! karena berkat persahabatan ini akan menyelamatkan manusia bukan saja di dunia ini, melainkan juga di akhirat. Sebagaimana sebuah hadis Qudsi yang mengatakan bahwa Allah SWT berfirman : 'Akulah Tuhan dan Aku adalah Yang Maha Pengasih (Ar Rahmaan). Aku ciptakan rahim dan Aku berikan padanya sebuah nama yang berasal dari nama-Ku sendiri. Maka jika seseorang memotong rahim (tali persaudaraan), Aku akan memotongnya, tetapi jika seseorang menyatukan rahim, Aku akan menyatukan dirinya dengan-Ku. Dan Rasulullah,saw., bersabda : ‘Di sekitar arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, tetapi para nabi dan syuhada iri pada mereka.’ Ketika ditanya oleh para sahabat, Rasulullah SAW menjawab : ‘Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah.’

Sabtu, 14 November 2015

PERSAHABATAN

Bismillahhirrahmannirahim

Rasulullah,saw., bersabda : ‘Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.’

Pengajian tanggal 6 dan 13 Nopember 2015 membahas tentang persahabatan dari kitab Kasyful mahjub karya Imam Hujwiri,qs. Pengajian kali ini lebih indah dari pengajian sebelumnya.Persahabatan adalah berwujudan dari sebuah adab. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) mengkaitkan antara persahabatan dengan sifat rahman atau sifat kasih dalam diri seseorang. Tidaklah mungkin persahabatan itu ada tanpa adanya sifat kasih diantara kedua belah pihak. Persahabatan adalah pertautan hati antara yang satu dengan yang lain, tidaklah mungkin persahabatan terjadi hanya satu pihak saja, Al Qur’an menyatakan demikian sebagaimana cinta dan ridha.

Persahabatan itu dibentuk bukan terbentuk dengan sendirinya, iman dan keyaqinan serta kasih sayang terpendam didalam jiwa yang ditemani oleh ego, dan ego ini selalu bertempur melawan kebaikan sampai akhir hayat. Selama ego ini dibiarkan keluar sebagai pemenang, maka tidak akan ada persahabatan. Diperlukan bimbingan untuk memerangi ego ini. Banyak orang yang terpeleset karena yakin bahwa untuk memeranginya tidak diperlukan seorang guru, tetapi dengan memurnikan dirinya sendiri dengan jalannya sendiri. Hal ini mustahil, tidak mungkin bisa menjadi dokter hanya dengan membaca buku. Perlu bimbingan dan latihan yang sungguh-sungguh untuk mencabut gigi sekalipun.

Tidak banyak orang yang memperoleh hidayah bahwa dalam dirinya ada sifat-sifat buruk yang selalu mengajak kepada kejahatan, dan tidak tahu bagaimana cara untuk mengatasinya. Tidak mungkin penyakit dalam tubuh bisa hilang hanya dengan membaca. Karena alasan inilah diperlukan seorang pembimbing atau seorang dokter. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkata bahwa : ‘Sifat-sifat buruk pada seseorang dapat menular selayaknya penyakit, oleh karenanya bergaulah kepada orang-orang yang benar.’ Oleh sebab itu, beruntung benar orang-orang yang hidup bersama dengan para waliyullah, para pembimbing ruhani, mereka menyerap sifat-sifat yang ada pada dirinya. Mereka mengetahui dan memahami sifat-sifat manusia dan menunjukkan bagaimana cara menyucikan diri ini. Siapa pun yang duduk bersama mereka, maka akan menyerap karakter yang baik, menyerap kekuatan spiritual. Tanpa kekuatan ini, seseorang tidak mungkin dapat membedakan apakah inspirasi dalam hati yang datang dengan tiba-tiba itu baik atau buruk. Para pembimbing ruhani mempunyai wilayah untuk dapat mentransfer cahaya spiritual kedalam hati seseorang, guna membedakan apa yang memasuki hatinya. Nah, jika seseorang terus menerus menerima limpahan cahaya ini dari seorang guru, maka sifat-sifat buruknya akan tergantikan dengan sifat-sifat yang baik, maka akan tumbuhlah bibit-bibit kasih sayang dalam dirinya.

Syaikh abu Yazid al Bisthamy,qs., berkata : 'Bersahabatlah kalian dengan Allah SWT. Bila kalian tidak mampu, maka bersahabatlah dengan orang yang bersahabat dengan Allah SWT, karena bersahabat dengannya bisa menghubungkan kalian kepada Allah SWT, melalui berkat persahabatannya dengan Allah SWT.'

Orang yang datang kepada Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) banyak yang memohon untuk dapat dibimbing. Syarat utama untuk menjadi seorang murid yang baik adalah harus percaya, patuh dan hurmat. Maka secara cepat kepercayaan itu akan berkembang menjadi suatu keyakinan. Jika sudah demikian maka, persahabatan yang hakiki akan terbentuk dengan sendirinya. Kepentingan dirinya mulai pudar dan yang selalu diperhatikan adalah kepentingan sahabatnya, kecintaan kepada dirinya mulai sirna dan yang dicintainya hanyalah gurunya, inilah yang dimaksud dengan fana’u syaikh, inilah sebuah persahabatan yang hakiki. Sayyidina Umar bin Khatab,ra., pernah berkata : 'Wahai Rasulullah! Demi Allah! Engkau lebih aku cintai daripada Hartaku, keluargaku dan orang tuaku, kecuali dari diriku sendiri.' Rasulullah Muhammad,saw., menjawab: 'Tidak! Wahai Umar, bahkan aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.' Sayyidna Umar,ra., berkata: 'Jika begitu, Demi Allah! Engkau akan lebih aku cintai daripada diriku sendiri wahai Rasulullah!' 'Sejak sekarang,imanmu telah sempurna wahai umar!' Tegas Rasulullah Muhammad,SAW.