Bismillaahir Rahmaanir Rahiim
Tawadhu atau merasa rendah hati adalah keberhasilan seseorang dalam melakukan riyadhah dan mujahadah dengan disiplin yang sangat tinggi. Keberhasilannya merupakan perbuatan Allah (af'al) yang merubah hati seseorang dari tinggi hati menjadi rendah hati, sedangkan upayanya adalah tindakan manusia. Riyadhah dan mujahadah bukan penyebab langsung dari diperoleh karunia yang hebat ini, tetapi tanpanya jangan pernah mengharapkannya. Sifat tinggi hati adalah biasa bagi para murid namun menjadi luar biasa bagi para ulama. Biasanya sifat tinggi hati ini akan ditampakkan secara lahiriyah, namun berhati-hatilah jika ia mampu bersembunyi didalam hati. kitab-kitab yang membahas tentang rendah hati sangat mudah ditemukan, tetapi sulit menemukan yang menjelaskan tentang tinggi hati.
Sifat tinggi hati ini akan lebih merusak dan lebih buruk dampaknya jika terjadi pada orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang agama.Tandanya, mereka akan mudah marah pada diri sendiri karena merasa dilecehkan, khususnya jika teman-teman yang lain tidak menghargainya, apalagi masyarakat mengacuhkannya. Yang menonjol adalah akan cepat merasa iri dan mengejar kemuliaan. Mestinya orang seperti ini tidak membolehkan rasa tinggi hati bercokol didalam hati, tetapi malah ditempatkan diatas kepalanya dan bukan ditelapak kakinya. Orang yang rendah hati adalah hamba sedangkan yang tinggi hati adalah tuan, tujuan ibadah adalah agar menjadi hamba-Nya bukan tuan.
Kita harus waspada manakala lahiriyah menampakkan kerendahan hati tetapi hati justru mengharapkan kemuliaan. Meskipun orang lain tidak mengetahui tetapi Allah SWT mengetahui-Nya. Kita ingin mendekat kepada-Nya tetapi kita melakukan kebohongan terhadap-Nya. Kita ingin memperoleh pengampunan-Nya tetapi perbuatan kita malah menyulut kemurkaan-Nya. Kita bertekad ingin memusuhi dunia (zuhud) sementara perasaan mulia tetap dipelihara dan berada dalam satu tempat. Jika sifat tinggi hati masih bercokol didalam hati maka, kita tidak mungkin bisa mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri, kita juga tidak mungkin dapat menahan emosi, kita tidak mungkin akan selalu dalam kondisi jujur, kita tidak mungkin dapat menyingkirkan perasaan sifat dengki dan fanatik, kita juga tidak mungkin dapat memberikan nasihat yang tulus dan mustahil kita bisa menghargai orang lain.
Meskipun sangat sulit untuk memperoleh sikap dan perasaan rendah hati atau tawadhu tetapi bukan hal yang mustahil, oleh karenanya barang siapa bersungguh-sungguh berusaha untuk menyingkirkan perasaan mulia dari dirinya, niscaya Allah akan memberikan pertolongan. Jika Allah berkenan mengganti perasaan tinggi hati menjadi rendah hati, maka perjalanannya menuju keridhoan Allah akan menjadi lebih mudah baginya. Perjalanannya menuju kekuatan iman, jalan istiqamah, dan jalan orang-orang saleh menjadi lebih mudah. Ia akan mendapatkan kemudahan dalam bersikap jujur di setiap amalnya. Jiwanya akan merasa tenang dalam sikap rendah hati dan kesederhanaan. Jalannya menuju keadilan menjadi menyenangkan baginya.
Semoga Allah SWT menolong kita semua.
Senin, 13 Juni 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.