Senin, 13 Juni 2016

HAK DAN KEWAJIBAN

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Yang mulia baginda Rasulullah,saw., pernah berkata kepada istrinya : ‘Wahai Aisyah, izinkanlah aku untuk beribadah kepada Tuhanku.’ Lalu Aisyah,ra., mengizinkannya dengan rasa senang. Hadis ini memperlihatkan bahwa beliau,saw., selalu menjunjung tinggi hak seseorang dan tidak ingin mengabaikannya, karena malam itu adalah malam giliran Aisyah,ra., yang merupakan hak baginya dan menjadi kewajiban baginda Rasulullah,saw., walaupun yang akan dilakukannya merupakan ibadah kepada Allah. Karena meninggalkan kewajiban kepada makhluk dan mengutamakan ibadah sunah akan menjadikan ibadah sunah itu menjadi sia-sia.

Kisah yang lain bahwa Rasulullah,saw., pernah menggunting jubahnya, lantaran ada seekor kucing sedang tidur diatasnya. Beliau,saw., tidak mau mengganggu dan membangunkannya, karena ia pun mempunyai hak untuk tidur. Beliau,saw., selalu mengedepankan hak makhluk dan tidak menuntut haknya, inilah tanda cahaya akhlak yang begitu tinggi. Guru kita tercinta Syaikh Waasi Achmad Syaechudin (semoga Allah merahmatinya) sering mengingatkan murid-muridnya untuk merendahkan atau melirihkan suara sewaktu melakukan dzikir Jahr secara berjamaah, karena tidak ingin para tetangga merasa terganggu meskipun mereka tidak seiman. Walaupun banyak hadis yang memperlihatkan bahwa fadhilah berdzikir jahr secara berjamaah sangat besar, bahkan Nabi,saw., menyebutnya sebagai 'taman daripada taman surgawi.' dan 'terdapat ribuan malaikat mentautkan sayapnya dari orang-orang yang berdzikir ini sampai ke arsy'. Sesungguhnya dzikir jahr bila dilakukan dengan suara lirih dan syahdu pun tidak akan mengurangi fadhilahnya dan insya Allah akan tetap sama, bahkan lebih bersih hasilnya, karena tidak mengganggu tetangga yang sedang istirahat atau tidur.

Tujuan berdzikir salah satunya adalah untuk melemahkan hawa nafsu atau keinginan-keinginan diri dan bukan mengikutinya, oleh karenanya salah besar bila kita tidak meperdulikan likungan disekitar kita. Patuh dan hurmat terhadap anjuran guru adalah pilihan yang bijaksana. Sesungguhnya hakikat dzikir jahr adalah mendatangkan rasa yang keras bukan suara yang keras untuk me'nafy'kan atau meniadakan segala sesuatu dan meng'isbat'kan atau mengkukuhkan hanya Allah saja kedalam latifatul qolbi.

Buah dari pada berdzikir adalah ilmu dan kejelasan-kejelasan, sehingga akan mengerti kedudukan ibadah wajib dibanding dengan ibadah sunah. Jangan karena ibadah yang kedudukannya sunah lalu melupakan ibadah yang kedudukannya wajib. Ibadah wajib laksana pondasi sedangkan ibadah sunah bangunan diatasnya, bisa jadi bangunan bisa porak peranda lantaran tersapu angin topan, namun pondasinya tetap kokoh. Bisa jadi ibadah sunah kita bisa sia-sia karena mengabaikan kewajiban kita menjaga dan menghormati hak-hak para tetangga.

Mari kita perhatikan sebuah hadis yang sangat popular dikalangan orang-orang yang bertasawuf, yang didahului oleh pemenuhan perintah yang wajib baru kemudian memperbanyak ibadah sunah, yang disampaikan oleh sahabat Abu Hurairah,ra., bahwa Rasulullah,saw., bersabda : "Allah berfirman 'Barang siapa memusuhi wali Ku, maka Aku telah menyatakan perang kepadanya. Tidak ada orang yang dapat mendekatkan hamba Ku kepada Ku dengan sesuatu yang Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba Ku masih mendekati Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Aku menjadi alat pendengarannya yang dengannya dia mendengar. Aku menjadi alat penglihatannya yang dengannya ia melihat. Aku menjadi tangannya yang dengannya dia memukul dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku sungguh Aku akan kabulkan, dan jika ia memohon akan perlindungan-Ku, Aku akan melindunginya.'"

Beliau,saw., juga pernah melarang orang yang berpuasa terus menerus dan bangun malam tanpa tidur, karena tubuh dan keluarga mempunyai hak.

Demikian semoga Allah mengkarunia ilmu yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.