Selasa, 21 Januari 2014

DZIKIR DIATAS AIR

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Dan yang lebih indah daripadamu belum pernah
dilahirkan seorang wanita

Seorang murid baru, bertanya kepada murid yang lain : ‘Bagaimana cara agar bisa dzikir diatas air, atau dzikir sambil terbang dan bagaimana agar bisa memindahkan gelas tanpa menyentuhnya ?’ pertanyaan yang demikian sering didengar, dan kisah-kisah adanya keajaiban seperti itu sering kita baca. Lalu apakah tujuan mengaji seperti itu?
Berbicara tentang karomah orang suci, dapat dijumpai pada kitab Tadzkiratun AL Auliya karya Syaikh Fariduddin at Thar,qs. Dalam kitab itu dapat ditemui banyak riwayat tentang karomah yang menakjubkan. Ada seorang syaikh yang dapat pergi dari Bagdad ke Ka'bah dalam satu kedipan mata atau dalam sekejap, ada yang shalat diatas sajadah di udara, ada yang shalat sajadahnya diatas air. Meskipun jika dicermati tidak ada yang aneh atau ajaib tentang itu, karena angin padang pasir mampu melakukan keajaiban serupa, karena di dalam satu hari atau sekejap mampu pergi ke mana pun yang dia inginkan, capung juga mampu bercengkerama sambil terbang serta ikan juga mampu berkomunikasi dan bermain-main di air. Keajaiban adalah yang membawa kita dari keadaan rendah pada keadaan yang terpuji, dari kebodohan ke kecerdasan, dari kematian ke kehidupan. Pada awalnya kita adalah debu, mati dan dibawa ke dalam dunia kehidupan tanaman. Dari sana kita berjalan ke dalam dunia binatang dan hidup didalam kehidupannya, kemudian ke dalam dunia manusia, semua itu keajaiban! Tuhan memberi kita kemampuan berjalan melampaui berbagai jenjang dan rute ini dari tempat kita muncul. Tetapi jangan bermimpi perjalanan itu dapat ditempuh seorang diri, meskipun kita telah dibimbing oleh seorang syaikh. Seorang syaikh memang telah dan sedang membimbing murid-muridnya, tetapi karena kebodohan, kita tidak mampu dan berani berjalan seorang diri. Oleh karenanya kita menyebutnya bahwa syaikh bukan saja seorang pembimbing, melainkan seorang penuntun. Karena kita buta di alam kesucian dan melek di alam kebodohan dan perlu dituntun bagai orang buta menyeberangi anak sungai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.