Senin, 20 Januari 2014

TAMPARAN ADALAH GURU

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Mengapa aku risau memikirkan buku hitamku?
Orang yang menjadi Penutup segala Nabi adalah jaminan keselamatanku

Dunia ini dan kenikmatannya bagaikan orang yang meminum sesuatu di dalam mimpi. Demikian juga untuk menghasratkan suatu hal duniawi adalah seperti meminta atau diberi sesuatu di dalam mimpi. Ketika seseorang bangun dari tidurnya, dia tidak mendapatkan manfaat dari yang telah dimakan atau yang diminumnya ketika mimpi. Oleh karenanya, mustahil mengharapkan musyahadah dengan cara memimpikan amal bukan melakukan riyadhah dan mujahadah. Seorang kepala suku Arab yang hadir saat shalat menampar seorang imam ketika sang imam membaca : 'Orang-orang Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.' (QS 009 : 97). Pada rakaat selanjutnya, kepala suku Arab itu berkata, ‘Tamparan itu mengajarimu suatu pelajaran,’ lantaran sang imam membaca : 'Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul. ketahuilah, Sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (QS 009 : 99)

Kita adalah keturunan dari dicampakkannya seorang Nabi,as., keluar dari alam atas ke alam bawah. Alam bawah berarti mewarisi ke dalam dunia ini dan menjadi bagian dari hal yang duniawi. Dan dicampakkan berarti jatuh dari kebaikan. Ketika kita makan sesuatu yang asam yang mengakibatkan asam lambung naik, kita akan berusaha memuntahkannya. Apabila makanan itu tidak asam dan berupaya tidak memuntahkan, berarti hal itu telah menjadi bagian dari kita. Murid memuji dan merendahkan diri dihadapan gurunya agar membuatnya berkenan. Bila seorang murid melakukan apa pun yang tidak menyenangkan guru, maka sang guru akan murka. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) sering berkata : ‘Marahnya seorang guru adalah barokahnya.’ Karena, guru bagai seekor singa, yang akan mencabik-cabik ke-aku-an atau ego murid-muridnya. Marahnya berupa pertolongan darinya untuk mengatasi penyakit hati sang murid, menolong muridnya agar memuntahkan makanan busuk yang telah ditelannya, meskipun dengan sedikit tamparan dan airmata. Karena tamparan itu akan mengajari sang murid satu pelajaran. Sebagaimana dicampakannya nabiyullah Adam,as., dari surga ke alam dunya untuk memperoleh kemuliaan dengan jalan taubat yang panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.