Selasa, 21 Januari 2014

KEYAKINAN LEBIH BAIK DARIPADA SHALAT

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Allah SWT berfirman : 'Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.' (QS 004 : 103)

Shalat wajib harus dikerjakan lima waktu dalam sehari dan waktu-waktunya telah ditentukan, sementara keyakinan tak mengenal waktu dan berkelanjutan. Shalat bisa saja tidak dikerjakan karena alasan udzur, darurat atau sakit, dan dapat ditunda pelaksanaannya. Sedangkan keyakinan tidak dapat ditiadakan meski karena udzur, sakit atau keadaan darurat. Tidak ada artinya shalat tanpa keyakinan, tetapi keyakinan tanpa shalat tetap bermanfaat. Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) sering mengutip sebuah hadist yang mengtakan bahwa shalat adalah mira'jnya orang mukmin. Yakni, tubuhnya menghadap kiblat dan ruh-nya menghadap Allah Ta'alaa. Tubuh tanpa ruh akan mati, sedangkan ruh niscaya abadi. Keyakinan bagaikan ruh dalam tubuh.

Allah SWT berfirman : 'Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang keyakinan, (QS 015 : 99).

Banyak orang salah memahami ayat diatas, sehingga begitu mereka merasa keyakinan telah tinggi, maka mereka meninggalkan shalat. Mereka beranggapan bahwa maksud al yaqin adalah pengetahuan. Oleh karena itu siapa saja yang sudah ‘mengetahui’ maka gugurlah beban syariat padanya. Ini adalah kekafiran, kesesatan dan kebodohan. Karena Rasulullah,saw., dan para sahabatnya adalah orang yang paling mengetahui tentang Allah dan yang paling paham tentang hak dan sifat-sifat-Nya, paling mengetahui bagaimana mengagungkan-Nya. Meskipun demikian keadaannya, mereka adalah orang yang paling banyak beribadah kepada Allah, mereka adalah orang yang paling bersegera melaksanakan kewajiban sampai kematian datang. Sehingga tahapan keyaqinan terbuktikan dimulai dari ilmul yaqin lalu ainul yaqin dan akhirya haqqul yaqin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.