Senin, 20 Januari 2014

HARTA KARUN

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Wahai kekasih Tuhan
Engkau adalah pedang yang paling tajam di antara Pedang-Nya yang dikeluarkan dari sarung-Nya

Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) berkata bahwa : ‘Syaithon masuk kedalam tubuh manusia melalui aliran darah dan berdiam di pintu hati, oleh karenanya tutuplah pintu masuk syaithon ini dengan terus menerus mendawamkan dzikir agar hakikat dzikir ini merasuk kedalam darah.’ Artinya bahwa syaithon selalu mengintip jiwa manusia agar selalu berbuat jahat. Hal ini tidak terjadi pada binatang, bukan berarti manusia lebih buruk daripada binatang, justru hal itu menunjukkan uniknya manusia. Kejahatan dan kekejian muncul dari hakikat tersembunyi di dalam diri manusia. Kejahatan timbul karena ada sarana, sebagai contoh, orang yang lapar perlu makan, untuk makan ia harus bekerja untuk mendapatkan uang. Jika uang tidak didapat, maka ia tidak mungkin membeli makanan kecuali meminta, jika tidak ada yang memberi dan makanan ada didepannya, maka hasrat untuk makan menjadi besar. Makanan menjadi sarana syaithon untuk mendorong syahwat agar segera terlontar, seperti anak panah lepas dari bususrnya. Perjuangan melawan diri dimulai, terdapat dua pilihan, yaitu mencuri atau tidak mencuri, lalu akal menasihati, jika mencuri hilang lapar tetapi Tuhan murka, bila tidak mencuri perut terus lapar, tetapi Tuhan memberi ganjaran. Nah, jika tidak ada sarana berupa makanan, syaithon tidak akan mengganggunya, dan akal akan mebisikkan kebaikan ‘puasa lebih baik bagimu.’ Contoh lain, seseorang menitipkan sejumlah perhiasan kepada sabahabatnya. Lalu mendadak orang itu wafat, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui tentang penitipan ini, maka sang sahabat dihasut oleh syaithon untuk segera memilikinya. Jika sarana penitipan itu tidak ada, maka syaithon tidak mempunyai kesempatan untuk menghasutnya. Oleh karenanya syaithon senang tinggal di depan pintu hati manusia untuk membujuk manusia dengan sarana-sarana tadi guna menjerumuskan manusia. Jangan dianggap enteng, karena sifat syaithon adalah pantang menyerah sampai manusia bertekuk lutut, oleh sebab itu salah satu ayat mengatakan ‘Jangan dekati zinah,’ maksudnya adalah jauhi sarana-sarana yang berkenaan dengan zinah, karena jarang ada manusia mampu lolos dari sarana yang satu ini. Sekali saja seseorang mengikuti hasutan syaithon, maka akan ada setitik noda didalam hatinya, yang semakin lama akan bertambah banyak dan menjadikan mata hati buram untuk melihat hakikat. Mustahil menghapus keburaman ini kecuali melalui usaha yang hebat. Usaha yang hebat diperoleh melalui dawamudz dzikri dan dawamun ubudiyah serta bergaul dengan seorang syaikh yang telah menghadapkan wajahnya kepada Tuhan dan berpaling dari kehidupan dunia ini.

Tidak ada usaha yang lebih besar daripada duduk dengan seorang syaikh, yang pandangannya menyebabkan jiwa material meleleh dan mati. Untuk alasan ini, dikatakan ketika ular tidak melihat diri manusia selama empat puluh tahun, dia berubah menjadi naga. Yakni, dia tidak melihat siapa pun yang akan menyebabkan kejahatan dan kekejian mengejewantah. Rasulullah,saw., pernah ditanya oleh akhli kitab, katanya : ‘Mengapa hati orang Islam selalu dikelilingi syaithon, sedangkan hati kami tidak?’ Mendengar ini Rasulullah,saw., meminta Abu Bakar,ra., untuk menjawabnya, lalu beliau berkata : ‘Hati orang Islam ibarat rumah yang penuh harta karun, syaithon siap mencurinya disaat lengah, sedangkan hati kalian tidak ada harta karun sama sekali, sehingga tidak satupun syaithon tinggal disana.‘ hal ini menunjukkan ada sesuatu yang berharga dan bernilai di dalam hati orang Islam. Semakin besar keburaman melihat dunia ini, maka akan semakin terang melihat hakikat. Hakikat tertutup rapat pada penjagaan naga, tetapi jangan lihat pada keburukan naga, lihatlah pada nilai harta karun, agar kita mempunyai keinginan yang kuat untuk menemukannya. Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi : ‘Aku adalah harta yang tersembunyi dan Aku ingin diketahui.’ Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) sering mengutip sebuah ayat Al Qur’an : 'Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS 005 : 35).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.