Senin, 20 Januari 2014

MAQOM DAN HAL

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Tingkat atau peringkat spiritual penempuh jalan kesufian disebut sebagai maqom dan keadaan spiritualnya disebut hal. Maqom diperoleh melalui daya upaya yang sungguh-sungguh (riyadhah) dan melawan hawa nafsunya sendiri secara terus menerus (mujahadah) dengan niat yang suci, dan melakukan penjagaannya, sehingga mencapai keteguhan atau ketegaran. Maqom pertama adalah taubat lalu inabat, kemudian zuhud lalu tawakal dan seterusnya. Tidak diperkenankan berubah sikap tanpa bertobat, atau tawakal tanpa zuhud. Dan tidak lah diperkenankan menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban yang ditimbulkan oleh maqom itu. Hal adalah sebuah karunia yang datangnya dari Tuhan secara tiba-tiba berupa rasa-rasa kedalam hati, tanpa seseorang dapat menolaknya bila tiba dan mendekapnya bila pergi.

Setiap orang yang mendambakan Allah memiliki maqom yang dalam awal pencariannya adalah sarana yang digunakannya untuk mencari Tuhan. Setiap pejalan memperoleh manfaat dari setiap maqom yang ia lewati, akhirnya ia berhenti pada satu maqom. Allah SWT berfirman : 'Tiada seorangpun di antara Kami melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu (maqom)'(QS 037:164).

Dengan demikian, sementara isitlah maqom menunjuk kepada jalan sang pencari dan kemajuannya di medan juang, dan peringkatnya di hadapan Tuhan sesuai dengan kebajikannya, sedangkan istilah hal menunjuk kepada nikmat dan kemurahan yang Tuhan anugerahkan kepada hati hamba-Nya, dan yang tidak berkaitan dengan kezuhudan sang hamba. Maqom termasuk dalam kategori tindakan atau daya upaya, sedangkan hal termasuk dalam kategori anugerah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.