Kamis, 23 Januari 2020

RABITHOH

Bismillahir Rahmaanir Rahiim


Rabithoh, ditelinga sebagaian saudara-saudara kita istilah ini terdengar panas, mereka menyebutnya sebagai bid’ah. Bisa jadi mereka memperoleh pemahaman yang salah dari orang yang salah. Karena dizaman kini banyak yang mengaku sebagai guru tasawuf, padahal tidak mempunyai makrifat lalu mendidik murid-murid agar makrifat, bagaimana bisa? Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) pernah berkata : ‘Orang yang mengaku-ngaku sebagai guru tarekat tanpa khirkoh (restu) dari gurunya, akan memutuskan cahaya ketuhanan yang memancar dari para ahli silsilah yang berujung kepada Rasulullah,saw, dan akan dihukum setara dengan seribu orang munafik.’ Di dunia tasawuf, banyak istilah-istilah untuk menjelaskan pengalaman ruhani mereka, juga banyak metode guna mendapatkan pertolongan Allah, agar menjadi jiwa yang berakhlak mulia, mempunyai maqomat ruhiyah, dalam istilah tasawuf disebut sebagai madad.

Syaikh Wassi’ Achmad Syaechudin (semoga Allah merahmatinya) sering berkata : ‘Hidupnya tasawuf ada didalam suhbah, sedangkan buku-buku yang ditulis oleh para Aulia Allah hanyalah salah satu kajian saja.’ Maksudnya, pendekatan tasawuf itu adalah guru bukan buku, akan tetapi jangan pernah berhenti membaca buku-buku tasawuf khususnya yang menjadi rujukan tarekatnya. Karena buku-buku itu kebanyakan karya para Aulia Allah. Dan karya Aulia Allah itu adalah pengalaman dan pengamalan pribadinya yang didalamnya terdapat hikmah dan ibrah ruhiyah guna wushul kepada Allah SWT. Seorang syaikh berkata bahwa : ‘Ilmu adalah seperti binatang buruan yang larinya cepat, maka jaringnya adalah buku.’ Dalam tasawuf, membimbing murid bukan dengan ilmu saja, bukan dengan pemikiran-pemikiran yang unik, atau dengan menjelaskan secara ilmiah, sistematis dan teratur, melainkan bimbingan jiwa guru kepada jiwa-jiwa muridnya, seolah-olah ruhani gurunya itulah yang memberkati ruhani murid-muridnya.

Syaikhuna (semoga Allah merahmatinya) mempunyai manhaj yang baku, seperti dzikir, muroqobah, khalwat dan mujahadah. Tujuannya Untuk menyiapkan jiwa murid, membersihkan nafsu, membersihkan sifat-sifat buruk, agar melimpah ke dalam dirinya sifat-sifat mulia atau singkatnya adalah sifat-sifat makrifat agar selalu hudhur. Orang yang hatinya hudhur, adalah yang memiliki maqomat-maqomat ruhiyah, seperti sabar, syukur, mahabbah, yakin, zuhud, wara, dan lain sebagainya. Sifat-sifat ma’rifat ini menjadi satu kesatuan disebut syuhud. Sifat-sifat mulia ini dilimpahkan dari hati gurunya ke hati sang murid. Rasulullah,saw, pernah berkata : ‘Apa yang ada didalam dadaku aku limpahkan kepada Abu bakar as Siddiq,ra.’

Kita sering mendengar dan membaca istilah takhali, tahali dan tajalli. Bahkan didalam doa-doa dzikir lathaif terdapat kata tajalli. Yang dimaksud dengan takhali adalah membuang sifat buruk dengan mujahadah atau dawamun ubudiyah agar cawan ruhani terwujud. Sedangkan tahali adalah mengisi cawan ruhani dengan sifat-sifat mahmudah dengan cara suhbah kepada guru, dengan mencintai dan berkhidmat kepadanya serta selalu memohon kepada Allah agar menurunkan madadnya yang sudah diturunkan kepada guru agar diturunkan kepadanya. Dalam suhbah selain mendapatkan ilmu juga ruhaninya. Tahali itu datangnya dari hati yang punya sifat akhlak, maqomat, makrifat. Maka wajib hukumnya membina hubungan yang kuat kepada guru, itulah yang dimaksud dengan rabithoh. Sehingga kemanapun ia menghadap akan teringat gurunya atau orang yang dicintainya. Seperti seorang ayah yang menyayangi anaknya, dimanapun ia berada akan terbayang atau teringat anaknya, inilah robithoh. Ini adalah salah satu sifat ruhani, apakah bisa mata disuruh berhenti melihat atau telinga berhenti mendengar? Tentu tidak bisa. Itulah mengapa robithoh secara sepontan ada bagi orang-orang yang mempunyai sifat mahabbah.

Robithoh bukan khurofat, robithoh adalah Mahabbah, robithoh adalah keikhlasan untuk mendapatkan tahaliyat. Ada atau tidak ada istilah robithoh dalam tarekat, hakikatnya akan selalu ada.

Demikian semoga bermanfaat, wallahualam bisawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.